Search This Blog

Sunday, February 24, 2013

Di balik meriahnya Pendaya 13...

Pendaya 13 yang dilaksanakan beberapa minggu lalu, ternyata punya cerita tersendiri untukku dan teman-teman ku.

Latihan Pendaya 13 sudah dilakukan sejak tahun 2012 sekitar bulan November atau Desember, latihan tersebut dilakukan sesuai jadwal yang sudah diatur oleh sekolah pada jam pelajaran, ada juga pada jam pelajaran akhir sampai pulang sekolah. Saya mendapat bagian bermain di orkestra seruling, latihan seruling dimulai pada jam pelajaran ke tujuh sampai pulang sekolah.

Sekitar akhir bulan Januari kami mulai latihan bersama yang diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu sepulang sekolah, ada beberapa anak yang suka atau mendukung karena mungkin mereka masih ingin di sekolah dan ngobrol bersama teman-teman lainnya, namun, ada juga yang mengeluh dengan alasan kecapaian. Memang, untuk kelas 9 yang sebentar lagi ujian, lalu 'ngebut' pelajarannya, kami tetap senang walaupun dengan alasan agak malas mengikuti pelajaran.

Mulai awal Februari, sejak hari Senin sampai Kamis, kami hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar sampai jam pelajaran ke-empat, setelah itu kami latihan sampai sepulang sekolah. Untuk hari Jumat tetap dilaksanakan sepulang sekolah, sedangkan hari Sabtu kami melakukan dari awal sampai pukul 11 siang, kami pun sudah melakukan latihan seperti acara sesungguhnya.

Pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 8 dan 9 Februari 2013, kami diperbolehkan menggunakan baju bebas namun tetap menggunakan sepatu dalam rangka latihan gladi kotor. Pada hari Senin, kami melakukan gladi bersih di DOME UMM dari pukul 12 siang sampai pukul 8 malam, keberangkatan menggunakan 3 bis sebanyak 3 kali.

Pada hari - H, kami juga sudah berkumpul pukul 12 siang, hal tersebut kami manfaatkan untuk latihan dan makan-makan :), pada pelaksanaan acara kami semua diam, namun, jika sudah selesai bermain, kami biasanya ramai, ada juga yang keluyuran ke mana-mana dan ada juga yang foto-foto dan sudah ganti baju.

Yah, memang, kalau 5 jam dia terus emang membosankan sih, tapi bagaimanapun juga Pendaya 13 sukses besar.. !


Saturday, February 16, 2013

PENTAS BUDAYA SMPK ST. MARIA II MALANG (PENDAYA 13)

Pada tanggal 12 Februari 2013 yang lalu, SMPK Santa Maria II Malang mengadakan Pentas Budaya. Acara yang bertempst di Dome UMM ini, seluruh murid menjadi pengisi acara.
Acara tersebut di mulai pada lebih kurang pada pukul 4 sore dan berakhir pada pukul 8.45 malam. Dan acara tersebut dihadiri oleh ketua dinas pendidikan kota Malang.

Acara tersebut diawali denganuntaian mutiara PDp (Perkumpulan Dharmaputri) Malang dan Lawang, acara tersebut diisi oleh tarian dari TKK St. Maria I, TKK St. Maria II, TKK St. Maria III, TKK St. Fransiskus Lawang, SDK Santa Maria I, SDK St. Maria III, SDK St. Fransiskus Lawang, SMPK St. Maria I, dan yang terakhir merupakan tarian dari SMAK St. Maria.

Pada akhirnya tibalah puncak acara yang diisi oleh SMPK St. Maria II Malang. Acara tersebut dibuka oleh permainan perkusi dari sebelah kiri panggung, lalu acara tersebut diawali dengan sebuah kisah yang merupakan awal dari drama yang ditampilkan oleh SMPK St. Maria II Malang, cerita tersebut menceritakan tentang seseorang bernama Raden Panji Samardu. Dalam cerita tersebut terlihat bahwa tidak lama kemudian setelah narator berbicara, ternyata Raden Panji Samardu telah beranjak dewasa dan sedang bermain bersama teman-temannya, setelah itu mulai ada dialog-dialog yang dilakukan. Ternyata, dalam drama tersebut juga dilengkapi dengan tarian-tarian, hal tersebut terlihat setelah dialog pertama yang dilakukan telah usai, tarian yang muncul pertama adalah 'tarian pengorbanan'.

Dialog pun dilakukan kembali, pada akhir dialog dilakukan 'tarian hitam putih' yang menggambarkan sisi terang dan gelap yang ada pada manusia, setelah tarian hitam putih, di panggung terlihat bahwa Raden Panji Samardu bertapa dan di belakangnya di bentuk gua yang dibuat oleh beberapa teman dari teater, serta permainan seruling oleh murid SMPK St. Maria II yang berjudul "Gending Sriwijaya". Cerita berikutna menggambarkan tentang perjalanan Raden Panji Samardu melewati lautan luas, dan sekali lagi teman-teman dari orkestra seruling yang memainkan lagu berjudul "Numpak Prahu Layar", setelah itu, muncul tarian yang dibuat bergaya india lengkap dengan lagu dari india. 'Tari Mandarin' keluar setelah 'Tari India', namun yang sebelumnya muncul adalah penampilan wushu yang menampilkan gerakan-gerakan yang tegas. Lalu, kita bisa mendengarkan suara - suara merdu dari paduan suara SMPK St. Maria II yang membawakan dua buah lagu, salah satu lagu ang dibawakan adalah cublak-cublak suweng yang mungkin juga sudah di aransemen oleh pembina paduan suara.

Permainan dari ansamble mengiringi 'tarian malang awe-awe' dan 'semanggi suroboyo' yang ternyata kedua penyanyi-nya ikut bergabung dalam tarian tersebut. Cerita tersebut berlanjut pada barisan yang ternyata digunakan untuk mengiringi raja, dalam barisan tersebut memperkihatkan beberapa dayang istana, 2 orang pengawal raja, 4 orang pengawal permaisuri, dan yang lainnya merupakan prajurit istana, untuk 'mempertegas' barisan tersebut, gerakan-gerakan yang mereka lakukan ternyata diiringi musik dari perkusi, sebelum mereka meninggalkan panggung tak lupa mereka memberi hormat kepada para penonton. Setelah barisan tersebut meninggalkan panggung, pentas tersebut juga menampilkan beberapa tarian daerah dan salah satunya juga diiringi oleh perkusi. Tampilan terakhir merupakan tarian daerah yang dibawakan murid kelas 7, dan cerita tersebut berlanjut dengan menceritakan bahwa Raden Panji Samardu telah menjadi raja, disebelahnya berdiri permaisurinya juga, yang juga merupakan tanda penutupan.

Pada saat penutupan,, seluruh pengisi acara kecuali orkestra seruling, ansamble, dan pemain perkusi tetap di tempat yaitu berada di sebelah kiri panggung. Setelah pengisi acara selesai menempatkan diri di panggung, seluruh pengisi acara, suster kepala sekolah, para guru dan karyawan menyanyikan lagu Mars SMPK St. Maria II Malang dan berlanjut dengan tepuk tangan serta sebuah salam dari SMPK St. Maria II Malang yaitu "SPIRIT OF MARY'.

Dan berakhirlah sudah acara pada malam tersebut yang disambut dengan tepuk tangan yang bergemuruh dari penonton yang hadir pada malam tersebut.